Mon. Oct 13th, 2025

Negara Rugi Rp85 Miliar Gara-gara Skandal Solar Murah Seret Tambang PT ITM, Komisarisnya Eks Rektor Prasetiya Mulya

Mantan Dirut PPN, Riva Siahaan (kiri/belakang), Sani Dinar Saifuddin (kedua kiri), Maya Kusmaya (ketiga kiri), dan Edward Corne (keempat kiri/depan) di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Kamis (9/10/2025). (Foto: Antara Foto/Indrianto Eko Suwarso/nym).

JAKARTA, IKNPOST.ID – Baru terungkap, banyak perusahaan tambang yang beroperasi di Indonesia, terseret dugaan korupsi jual-beli solar yang harganya terlalu murah. Alhasil, negara harus menanggung kerugian sekitar Rp2,54 triliun.

Adalah lima tambang yang merupakan anak usaha dari Grup  PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITM), diduga membeli solar untuk operasional tambang, dengan harga super murah. Di bawah bottom price, bahkan melanggar aturan tingkat keuntungan, sesuai Pedoman Pengelolaan Pemasaran BBM Industri dan Marine PT PPN No. A02-001/PNC200000/2022-S9.

“Menyebabkan PT PPN (Pertamina Patra Niaga) menjual solar/biosolar lebih rendah dari harga jual terendah. Bahkan di bawah harga pokok penjualan (HPP) dan harga dasar solar bersubsidi, yang pada akhirnya memberikan kerugian PT PPN,” tutur jaksa sidang kasus korupsi penjualan solar dan biosolar yang menghadirkan bekas Dirut PPN, Riva Siahaan, di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat, Kamis (9/10/2025) dikutip dari Inilah.com.

Diduga, praktik yang menguntungkan lima tambang milik ITM ini, berlangsung sejak lama ini. Alhasil, Pertamina harus kehilangan pendapatan Rp85,8 miliar. Kelima tambang yang diuntungkan itu, adalah PT Tambang Raya Usaha Tama sebesar Rp29.507.605.368 (Rp29,5 miliar), PT Bharinto Ekatama (Kalimantan Timur dan Tengah) sebesar Rp11.753.230.820 (Rp11,7 miliar), PT Sinar Nirwana Sari sebesar Rp21.478.060.717 (Rp21,5 miliar), PT Trubaindo Coal Mining sebesar Rp10.704.527.795 (Rp10,7 miliar) dan PT Tunas Jaya Perkasa sebesar Rp12.357.021.893 (Rp12,3 miliar).

Asal tahu saja, ITM merupakan perusahaan publik di Indonesia yang bergerak dalam investasi. Memiliki sejumlah perusahaan tambang dan perdagangan batu bara, serta pembangkit listrik.

Dilansir dari Inilah.com, ITM berkantor pusat di Pondok Indah Office Tower III, Jl. Sultan Iskandar Muda, Pondok Indah, Jakarta Selatan. Sebesar 65,15 saham ITM digenggam Banpu Minerals (Singapore) Pte. Ltd, yang merupakan anak usaha Banpu Group, sebuah perusahaan energi asal Thailand.

Kini, Direktur Utama ITM dijabat Mulianto yang memperoleh gelar Sarjana Akuntansi dari Universitas Atmajaya Yogyakarta dan gelar MBA dari National University of Singapore.

Ia memulai karier di ITM pada 1995. Berbagai posisi dijalani hingga posisi Director of Controller (28 Maret 2016), Direktur Keuangan (1 Maret 2019), dan akhirnya dipercaya sebagai Direktur Utama ITM, lewat RUPS Luar Biasa yang digelar 27 Mei 2020.

Sedangkan posisi Komisaris Utama dan Independen ITM dipegang Prof Djisman S. Simandjuntak. Dirinya pernah menjabat sebagai auditor di SGV-Utomo (1973), Kepala Departemen Economic Affairs di CSIS (1984), dan diangkat Chairman of the Board of Trustees Centre for Strategic and International Studies (1999).

Saat ini, Djisman juga menjabat Ketua Dewan Pengurus Prasetiya Mulya Foundation Sebelumnya, dia adalah Rektor Universitas Prasetiya Mulya.

(Inilah)

About The Author

Bagikan

By K

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *