

SAMARINDA,IKNPOST | Pasar Induk Sangatta Utara di bangunan dengan dana miliaran rupiah, namun kini kondisi nampak sepi dari pengunjung. Pasar Tumpah di duga jadi penyebabnya.
Anggota DPRD Kaltim Agus Aras daerah pemilihan (Dapil) Kutai Timur mengaku dapat pengaduan kelihan dari pedagang. Menurut Dia persoalan ini perlu dilihat secara menyeluruh. Sebab keluhan yang datang dari para pedagang yang berjualan di dalam pasar induk ini mengaku adanya pengurangan konsumen yang cukup signifikan.
“Kehadiran Pasar Induk ini kan diharapkan seluruh pedagang bisa melakukan transaksi jual-beli di situ. Tapi kan kenyataannya hari ini fasilitas yang sudah disediakan begitu bagus, ternyata ada keluhan pengunjung yang berkurang dari pedagang yang berada di dalam Pasar Induk,” ungkap Agus Aras.
Padahal, pasar yang berlokasi di Jalan Ilham Maulana, Kecamatan Sangatta Utara ini memiliki luas kurang lebih 6 hektare, serta dapat menampung pembeli dan pedagang dengan lebih teratur.
“Kita menyayangkan banyaknya pedagang yang beraktivitas di luar wilayah Pasar Induk, contohnya banyak sekali pasar tumpah yang ditemukan di sekitar pasar,” katanya.
Munculnya pasar tumpah akan mengganggu aktivitas jual-beli pedagang maupun kontribusi Pendapat Asli Daerah (PAD). karena hanya pedagang yang berjualan di dalam Pasar Induk yang berkontribusi terhadap PAD dalam bentuk retribusi.
“Semetara, pasar tumpah itu kan tidak membayar retribusi. Sedangkan di pasar tumpah tidak ada PAD disitu. Pedagang pasar tumpah diharapkan bisa melakukan aktivitasnya di dalam Pasar Induk,” harapnya.
Politisi Partai Demokrat ini meminta Pemkab Kutim bertindak tegas terhadap keberadaan pasar tumpah. Apabila kondisi tersebut dibiarkan terus-menerus, dikhawatirkan para pedagang merasa tidak merasa mendapatkan perhatian dari pemerintah.
“Pemerintah harus menyiapkan tempat dan mengajak mereka ke Pasar Induk. Sebagaimana sejak awal dibangunnya Pasar Induk itu bertujuan menampung para pedagang yang melakukan transaksi jual-beli,” pungkasnya. (ADV/DPRD Kaltim)
